.................................................................................

Jumat, 19 Februari 2010

Wejangan untuk Ibu Pemula

Saat Anda sedang hamil, berbagai larangan atau anjuran ditujukan untuk Anda. Mulai apa yang boleh dimakan dan apa yang tidak, kapan harus tidur, berolahraga, hingga bagaimana mengetahui jenis kelamin bayi tanpa USG. Nasihat orangtua tidak akan selesai meskipun sang jabang bayi sudah lahir. Anda tak perlu kesal dulu, karena sebagian dari nasihat itu ternyata memang berguna. Apa saja di antaranya?


1. Jangan terburu-buru pulang ke rumah. Di rumah sakit, nikmati saja saat-saat pertama menjadi ibu. Jangan terburu-buru pulang untuk menyelesaikan segala pekerjaan di rumah. Atau membayangkan bagaimana menidurkan bayi di kamar tidurnya sendiri. Nikmati saat-saat menyusui di rumah sakit. Perasaan ini akan sangat berbeda saat menyusui di rumah.

2. ASI (air susu ibu) memang baik bagi bayi, namun jangan dipaksakan. Ada ibu yang merasa frustrasi saat air susu tidak banyak keluar. Bila hal ini terjadi, jangan ragu untuk memberikan susu formula sambil terus mengusahakan menyusui secara eksklusif. Perhatikan juga cara menggendong, memangku, ataupun menidurkan bayi. Sebab semakin bayi tidak nyaman dalam pelukan Anda, maka ia tak akan bisa tidur atau menyusu dengan tenang.

3. Jangan terlalu sering mengganti peralatan untuk bayi. Jangan membuat diri Anda tertekan dengan menyediakan berbagai peralatan khusus untuk si kecil. Misalnya, lemari baju, lemari peralatan mandi dan kosmetik, kereta dorong, meja untuk mengganti pakaian, loker khusus diapers, hingga boks ayun untuk tidur. Semua itu memang bagus, namun yang terpenting adalah menciptakan rasa nyaman di kamarnya. Justru kamar bayi tidak perlu terlalu banyak peralatan yang membuat udara makin pengap.

4. Percayakan orang lain untuk menjaga. Terkadang ibu muda menjadi posesif terhadap bayinya. Padahal setiap orang, termasuk mertua, tetangga, saudara, ataupun adik Anda, akan sangat terbuka untuk menjaga si kecil, sementara Anda melakukan ritual untuk diri Anda. Misalnya mandi, ke salon, memasak makanan, ke supermarket, ataupun untuk sekadar tidur siang. Jadi ajak mereka untuk ikut serta menjaga si bayi. Percayalah, tidak akan ada yang menolak menjaga atau menggendong bayi untuk sementara waktu.

5. Menggunakan diapers dengan benar. Diapers harus disesuaikan dengan usia dan berat badan si bayi. Terutama untuk bayi laki-laki, agar alat kelaminnya tidak lecet akibat gesekan atau tertekan diapers yang terlalu sempit.

6. Jangan memborong terlalu banyak baju bayi. Mungkin Anda tergoda melihat baju-baju mungil dengan desain dan model yang lucu. Namun percayalah, bahwa baju-baju yang Anda borong karena kalap itu tidak akan bisa terpakai dalam waktu 2 bulan ke depan. Pertumbuhan dan berat badan bayi amat pesat saat 1 tahun pertama usianya. Sehingga membeli banyak baju hanya akan menghamburkan uang untuk baju yang hanya beberapa bulan dipakai.

7. Jangan membeli pakaian yang banyak menggunakan kancing. Memang pakaian dengan kancing akan memudahkan Anda dalam mengenakan pakaian. Terutama untuk perempuan yang melahirkan melalui operasi caesar. Tetapi seluruh baju menggunakan kancing? Anda pasti akan stres karena menghabiskan banyak waktu untuk membuka kancing dan mengaitkannya.

8. Simpan popok cadangan di kendaraan. Bayi tidak akan mengatakan kapan ia akan buang air besar atau buang air kecil. Bahkan terkadang mereka tidak menangis untuk memberikan tanda. Jadi siapkan popok cadangan, terlebih jika Anda akan check up ke dokter dan menunggu antrian.

9. Bergabung klub ibu. Semua yang Anda jalani serbabaru. Mungkin tidak selamanya ada saran dari orangtua dan teman terdekat. Ikut klub ibu muda atau ibu baru dan sharing sebanyak mungkin pengalaman akan memberikan banyak informasi baru untuk Anda. Selain itu, Anda juga bisa menambah teman.

10. Nikmati. Momen yang saat ini terjadi tidak akan terulang. Kalau pun Anda memiliki bayi lagi nantinya, pengalaman itu tidak akan pernah sama. Jangan terlalu tertekan dengan keadaan. Beberapa bulan pertama memang sulit, namun selanjutnya Anda akan makin mahir.

sumber : www.kompas.com

Jangan Menetapkan Standar Anda untuk Pasangan

Seberapa sering Anda debat kusir dengan pasangan tentang urusan rumah
tangga, lantaran Anda memasang standar terlalu tinggi atau menuntut pasangan bertindak seperti Anda?

Misalnya saja, sebagai pasangan muda Anda dan suami sepakat untuk berbagi tugas mengurus rumah. Tapi selalu saja cara suami salah di mata Anda. Ini tandanya Anda sedang memasang standar Anda untuk dilakukan 100 persen sama, atau bahkan lebih oleh pasangan. Jika begitu, saatnya mengubah mindset kalau ingin lebih bahagia.

Ratih Andjayani Ibrahim, psikolog, mengatakan realitas dalam hidup berpasangan harus dihadapi dengan adanya diskusi, kemudian buat kesepakatan bersama, jalani, dan ikhlas.

"Fokuslah pada solusi bersama dan saat menjalankannya jangan menggunakan standar perempuan, misalkan dalam urusan pekerjaan rumah tangga. Apresiasi pekerjaan suami dalam mengurus rumah, beri pujian meski yang dilakukannya tak maksimal dalam ukuran standar Anda," papar Ratih usai peluncuran varian baru Toblerone di kampus Universitas Trisakti, beberapa waktu lalu.

Penetapan standar tinggi terutama dalam kondisi pasangan Anda (suami) bertindak sebagai bapak rumah tangga, hanya akan membuat hubungan pasangan tidak bertumbuh. Tak sedikit, perempuan yang punya akses lebih terhadap karier dan penghasilan, dan suami bekerja di rumah sekaligus berperan sebagai kepala domestik.

Menurut Ratih, setiap individu juga harus ikhlas mendidik pasangannya jika merasa ada yang kurang dalam hubungan. Untuk bisa menjalani ini, setiap orang harus mampu berdamai dengan dirinya.

"Cinta itu perlu dibangun. Pasangan akan saling belajar satu sama lain, dengan saling mengkomunikasikan kebutuhan," papar Ratih.

Bertumbuh sebagai pasangan memang proses, namun hal ini tergantung bagaimana usaha Anda. Jadi, rasanya bukan waktunya lagi Anda sungkan bicara kebutuhan, dengan tetap saling menghargai standar pasangan.

Jika ingin meniru cara Ratih, spontanitas yang ikhlas bisa jadi solusinya.

"Playfull dengan pasangan, bahkan flirting juga perlu. Tak sulit menyampaikan maksud kepada pasangan, beritahu saja sambil menggodanya," kata Ratih.

Cara seperti ini terbukti ampuh dalam hubungan pernikahannya selama 20 tahun dengan keluarga harmonis beserta dua anak lelakinya.

sumber : www.kompas.com

9 Pertanyaan untuk Calon Pacar

Ungkapan "teliti sebelum membeli" tak hanya berlaku dalam urusan bisnis. Sebelum memutuskan menjalin cinta dengan seseorang, Anda juga perlu menggelar "fit and proper test" supaya tak menyesal di kemudian hari. Berikut beberapa pertanyaan penting untuk melacak track record-nya:


1. Tempat Kencan Favorit?
Hal ini akan membantu Anda menjajaki karakter calon kekasih. Jika ia senang mengajak kencan di restoran yang sepi atau di rumah, bisa jadi dia adalah orang yang cenderung introvert (atau punya banyak pacar, jadi ia tak takut tertangkap basah saat sedang berkencan), beda dengan mereka yang hobi double date yang kemungkinan adalah gemar bersosialisasi dan berteman. Hati-hati saja kalau jawabannya blind date. Ada kemungkinan dia tipe yang senang memburu dan kencan sesaat saja.

2. Kenapa Dulu Putus?
Ini penting diketahui, meski tidak ada jaminan bahwa dia akan menjawab pertanyaan Anda dengan sejujur-jujurnya. Terutama, bila penyebab bubarnya hubungan terdahulu adalah gara-gara kesalahannya. Biar begitu, tak tertutup kemungkinan pula ia berkata jujur. Jika demikian, coba amati "modus operandi" yang mungkin muncul. Misal, rata-rata lamanya hubungan antara dia dan para mantannya adalah 3-6 bulan. Coba selidiki lagi, apa penyebabnya. Untuk melengkapi "database", boleh juga Anda mengumpulkan informasi dari sahabat dan orang kepercayaan lain.

3. Saya Ini Pacarmu yang keberapa, Ya?
Ini pertanyaan yang sebenarnya lebih berguna untuk memuaskan rasa penasaran Anda, ketimbang membuat Anda lebih mengenal dirinya. Banyak pria yang enggan menjawab pertanyaan ini. Tapi, tak ada salahnya juga menanyakan hal ini. Sebab bagaimana pun Anda mesti menimbang-nimbang sebelum merelakan diri Anda jatuh ke pelukan seorang playboy. Meski playboy tersebut sudah mengaku insaf sekalipun. Tapi, playboy juga manusia kan bisa "khilaf" lagi.

4. Tipe Perempuan Idamannya Seperti Apa?
Idealnya sih, Anda memenuhi kriteria perempuan idamannya, baik dalam hal fisik maupun kepribadian. Begitu pula dengan dia bagi Anda. Jika "jurang" antara versi nyata dengan sosok pendamping impian terlalu jauh, terutama menyangkut hal-hal yang sifatnya mendasar, maka hubungan Anda berdua berisiko tidak akan bertahan lama. Cepat atau lambat, salah satu dari Anda akan melipir pergi demi mencari seseorang yang benar-benar pas dengan kata hati.

5. Apa Arti Komitmen Baginya?
Jawaban yang tepat untuk pertanyaan ini tergantung pada tujuan Anda mencari pasangan. Jika untuk diajak melangkah ke penghulu, maka carilah pria yang bisa diandalkan untuk memegang komitmen jangka panjang. Tetapi, bila Anda memang ingin dekat dengannya untuk sekadar bersenang-senang dan mencari "teman jalan", sah-sah saja kok bila dia mengaku sekadar ingin menjalani "open relationship". Pastikan bahwa Anda dan dia memiliki harapan yang sama dalam menjalin hubungan nantinya.

6. Kira-kira, Kamu Tertarik Join Klub Poligami, Enggak?
Manfaatkan keberadaan klub poligami yang tengah ramai dibicarakan orang untuk membuat Anda lebih mengenal dirinya. Tanyakan pendapatnya tentang klub fenomenal yang sudah beredar di Facebook ini. Kalau belum pacaran saja dia sudah "bercita-cita" punya pendamping lebih dari satu, maka ada baiknya Anda mundur teratur sebelum telanjur sakit hati.

7. Pernah Dicurangi Dalam Hubungan?

Pengalaman dicurangi pasangan bisa menyisakan trauma dan membuat seseorang jadi ekstra hati-hati dalam membina hubungan selanjutnya. Malah, dalam beberapa kasus, saking berhati-hatinya, ia bisa menjadi amat posesif terhadap pasangan yang baru. Makanya, jika si dia pernah punya pengalaman buruk seperti ini, pastikan ia sudah pulih dari patah hati sebelum Anda menjalin hubungan dengannya. Tak mau, kan, kalau kebebasan Anda direnggut paksa di kemudian hari?

8. Suka Flirting dengan Perempuan Lain?
Dalam lingkungan pergaulan, selalu ada orang-orang yang memiliki kepribadian hangat dan bersikap ramah terhadap semua orang. Pria macam begini memang paling enak dijadikan teman. Tapi, ceritanya bisa lain kalau Anda menjadi kekasihnya. Soalnya, hampir pasti tak sedikit perempuan yang salah mengartikan keramahannya sebagai upaya flirting. Anda tak mau, kan, punya pacar yang punya reputasi hobi jual pesona? Pastikan saja bahwa sikap ramah si dia dalam keseharian bukanlah upaya untuk merebut hati perempuan lain.

9. Apa Kriteria Perselingkuhan?
Sebelum menjalin hubungan, tak ada salahnya Anda membicarakan batas-batas menjalin relasi dengan lawan jenis yang dirasakan masih aman bagi Anda dan dia. Utarakan sejauh mana pertemanan Anda dengan lawan jenis. Begitu juga sebaliknya. Dari sini bisa dicari titik temunya. Sebab, batas yang terlalu ketat bisa membuat Anda sulit bernapas dan tidak leluasa bergaul. Sebaliknya, batas yang kelewat longgar juga bisa membuat Anda terlalu sering merasa was-was di kemudian hari. Tanyakan pula konsekuensi apa yang akan terjadi dalam hubungan apabila salah satu di antara Anda kedapatan berselingkuh.

sumber : www.kompas.com

Jumat, 12 Februari 2010

Tanda-Tanda Bayi Capek, Kepanasan dan Kedinginan

Untuk melihat ketiga hal di atas memang tidak mudah, tapi jika kita sudah tahu cirinya, jadi mudah, kok. Menghadapi seorang bayi, orang tua memang kerap dibuat bingung dan serba salah. Pasalnya si bayi belum bisa mengungkapkan apa yang dia rasakan atau apa yang dia inginkan dengan bahasa yang kita pahami.

Mereka hanya bisa menangis atau bersikap rewel Alhasil, kalau si kecil menangis dan popoknya tidak basah, maka kita menduga ia lapar atau sekadar manja. Padahal belum tentu, lo. Bisa saja dia menangis karena kedinginan, kegerahan, atau kecapekan.

Seperti diakui dr. Anna Tjandrajani, Sp.A. dari RSAB Harapan Kita, Jakarta, memang tak banyak orang tahu ciri bayi kedinginan, kegerahan, atau kecapekan. “Akan tetapi, kalau kita tahu ciri-cirinya, maka mudah saja, lo, mendeteksinya.” Untuk itu, ia pun bersedia membeberkan “rahasianya” kepada kita.


BAYI KEGERAHAN

Kita juga sering salah mendeteksi suhu badan anak yang meningkat. Disangka sakit, tak tahunya cuma kegerahan. Adapun penyebab anak kegerahan, menurut Anna, lebih banyak dipengaruhi faktor lingkungan, seperti kurang ventilasi, cuaca di luar sedang terik, ruangan sempit, atau cahaya yang masuk ke ruangan berlebihan.

* Ciri-cirinya:
1. Anak mulai gelisah.
2. Kulit anak mulai memerah atau melegam dari sebelumnya.
3. Berkeringat, baik di dahi, kepala, dan ketiak. Bajunya juga basah.
4. Kulit di bagian lain tubuhnya jadi kering.
5. Bibirnya juga kering.

* Penanganan:
Kalau tidak cepat ditangani, anak bisa mengalami dehidrasi.
Inilah langkah-langkah penanggulangannya:
•Jauhkan anak dari sumber panas, dan dinginkan udara ruangan. Kalau sedang berada di bawah terik matahari, segeralah berteduh. Jika sedang berada di dalam ruangan tertutup yang kurang ventilasi, misalnya di dalam mobil yang tak berpendingin udara, ajak anak keluar dari kendaraan.
•Lepaskan selimut anak. Juga sebaiknya bayi tidak dibedong. “Takutnya, karena terbiasa dibedong, maka ketika segala sesuatu yang menutupi tubuhnya dilepas, anak malah menggigil.” Jika hal itu benar terjadi, waspadalah. Mungkin, suhu yang meningkat itu merupakan demam.
•Pakaikan baju bayi yang sesuai untuk iklim tropis, seperti katun atau bahan-bahan yang menyerap keringat. Gantilah secepat mungkin baju bayi yang basah oleh keringat.
•Setelah itu, ukur suhu anak dengan termometer. Jika hasilnya menunjukkan angka 36-37,5 derajat Celcius, berarti ia masih normal. Jika lebih dari 37,5 derajat Celcius, kemungkinan anak demam. Jika sampai 39 derajat Celcius berarti dia sudah demam tinggi, apalagi jika sampai 40 derajat Celsius lebih, bisa jadi dia mengalami hipertermia.
•Untuk membedakan gerah dengan sakit, cara praktisnya adalah dengan meraba badan anak, apakah suhu tubuhnya sama atau lebih tinggi dari tubuh kita. “Tapi cara ini tetap tidak menjamin. Paling tepat, ukur dengan termometer,” anjur Anna.

BAYI KECAPEKAN
Kita pun perlu mengetahui ciri bayi yang mengalami kelelahan. Biasanya ini terjadi bila kualitas tidurnya kurang, terlalu sering digendong, atau terlalu lama bermain. Menurut Anna, umumnya anak yang mengalami kecapekan pasti akan tidur dengan sendirinya. Namun demikian, hal itu bisa dilihat secara lebih menyeluruh.

* Ciri-cirinya:
•Bayi rewel. Bila setelah diajak berjalan-jalan dan diteteki tetap rewel, bisa jadi anak itu kecapekan. Tenangkan dia dengan cara membuatnya nyaman, supaya dia bisa tertidur dengan pulas. Mungkin juga dia mencari tempat tidur.
•Tatapan matanya sayu, tidak bergairah, atau layu. Namun, menurut Anna, ciri ini tidak selalu menjamin bahwa si bayi memang kecapekan. Bisa jadi ia sedang sakit. Karena itulah pahami betul anak kita secara baik. Periksa selalu kondisi fisik dan suhu tubuhnya, termasuk fesesnya. Jika kita curiga, cepatlah bawa ke dokter. Harus diingat, terlalu sering kecapekan akan menurunkan daya tahan tubuh dan kemudian mengundang penyakit.

BAYI KEDINGINAN
* Ciri-cirinya pada bayi baru lahir/neonatus
•Anak menggigil, walau biasanya ciri ini tak mudah terlihat pada bayi kecil.
•Kulit anak terlihat belang-belang, merah campur putih atau timbul bercak-bercak.
•Anak terlihat apatis atau diam saja.
•Lebih parah lagi, anak menjadi biru yang bisa dilihat pada bibir dan ujung jari-jarinya.
•Jika hal tersebut tetap saja dibiarkan, anak bisa berhenti bernapas.
Puncaknya, anak bisa terkena hipotermia dan meninggal.

Namun, orang tua tak perlu terlalu khawatir. Biasanya, indikasi pertama sudah bisa terlihat oleh perawat maupun dokter yang kemudian menanganinya dengan mengambil tindakan penghangatan atau heatradian (disinar oleh cahaya lampu biasa dan diselimuti). Kalau perlu dengan menggunakan kasur penghangat.

“Sekalipun begitu, untuk memastikan, sebaiknya bayi langsung diukur suhu badannya dengan termometer. Kalau angkanya di bawah 35 derajat Celcius, berarti anak terkena hipotermia, sebab suhu normal manusia adalah 36-37,5 derajat Celcius,” ujar Anna.

* Untuk bayi di atas 1 bulan
Sekalipun kini bayi sudah lebih kuat dibandingkan sebelumnya, jika suhu lingkungan begitu rendah dan tidak membuatnya nyaman, kemungkinan besar si anak juga kedinginan. Ciri-cirinya, menurut Anna, ada yang bisa dideteksi secara kasat mata, ada juga yang mesti dengan perabaan.

1. Yang bisa dideteksi secara kasat mata:
Kondisi bayi tak jauh berbeda dari bayi neonatus yang kedinginan. Cirinya:
•Ia cenderung diam saja.
•Kulit anak terlihat belang-belang, merah campur putih atau berbercak-bercak.
•Anak menjadi biru dengan ciri, bibir dan ujung jari-jarinya membiru. Jika dibiarkan, anak bisa berhenti bernapas. Puncaknya, anak bisa mengalami hipotermia. Jika tidak segera ditangani, bisa terjadi kematian. “Hanya saja kalau bayi neonatus akan lebih cepat birunya. Sementara pada bayi yang lebih besar akan agak lama perubahannya,” ujar Anna.

2. Yang bisa dideteksi dengan perabaan
•Tangan dan telapak tangannya terasa dingin, begitu juga telapak kakinya.
•Tubuhnya lebih dingin dari tubuh kita. Untuk memastikannya, periksalah dengan termometer yang dipasang di anus.
Atasi kedinginan ini dengan memberinya selimut. Hangatkan pula suhu lingkungan atau ruangan dimana bayi berada. Bisa dengan mematikan AC atau menghangatkan tubuh anak dengan lampu 60 watt yang ditempatkan di atas tempat tidurnya. Jaraknya kurang lebih 1,5 meter dari tubuh anak.

Peluklah anak dengan kasih sayang, “Malah inilah cara yang terbaik,” kata dokter yang berpraktek juga di Klinik Anakku Cinere. Hanya saja, saat tidur lebih baik anak dihangatkan dengan lampu. Jauh lebih baik lagi jika kasur anak pun menggunakan penghangat. Jika suhu tubuhnya tak kunjung normal, segeralah bawa si kecil ke dokter terdekat.


Sumber : tabloid Nakita

Tipe Ibu Manakah Anda?

Peran ibu dalam membesarkan anak-anak memiliki pengaruh yang sangat besar. Bagaimana kepribadian dan cara Anda menjalani hidup dipercaya akan menjadi kerangka saat menjalankan peran sebagai orangtua. Hal tersebut bisa menentukan akan menjadi seperti apa anak-anak saat dewasa nanti dan generasi apa yang akan terbentuk di masa datang.

Berdasarkan penelitian global yang dilakukan oleh PT Kimberly-Clark terhadap lebih dari 5.000 ibu dengan bayi sampai anak berusia 3 tahun serta ibu hamil dari seluruh dunia (2.000 di antaranya adalah ibu-ibu di Asia Tenggara, termasuk Indonesia), terungkap enam tipe peranan ibu. Model peranan ibu ini secara luas menjelaskan perbedaan cara pengasuhan ibu secara global, termasuk persepsi mereka mengenai anak dan apa yang terbaik untuk mereka.


Walau hanya sedikit wanita yang seutuhnya masuk dalam salah satu tipe peranan, semua ibu akan mendekati satu tipe peranan dan sebagian besar wanita memiliki sifat gabungan antara dua atau lebih peranan.

The Playful Mother
Ia spontan, tidak banyak pikiran, suka bereksperimen, trendi, dan hangat.
Ia menginginkan anaknya menjadi: selalu ingin tahu, ceria, aktif, suka bereksplorasi, mengejutkan.
Sikap menjadi orangtua: sebagai teman bermain sama halnya menjadi ibu, ia mendorong rasa ingin tahu bahkan kenakalan, dan menciptakan lingkungan yang merangsang perkembangan bayi.
Di Asia, tipe ibu ini lebih memiliki rasa sayang dan menyenangkan serta tidak banyak pikiran dibandingkan ibu-ibu di negara lain. Di Asia Tenggara terdapat 18,1 persen ibu dengan tipe ini.

The Natural Mother
Ia ceria, pintar, penuh kasih sayang, dan penyayang.
Ia menginginkan anaknya menjadi bahagia, mandiri, terbuka.
Sikap menjadi orangtua: Menggunakan pendekatan yang santai dalam membesarkan anak, menunjukkan kasih sayang, mudah bergaul sebagai teman dan ibu.
Tipe ibu ini di Asia ada 22,9 persen dan mereka berjuang untuk membentuk lingkungan yang lebih sempurna bagi anaknya. Mereka juga mendorong anak-anak mereka agar bisa lebih mandiri.

The Protective Mother
Ia berhati-hati, rajin, mengabdi, lembut, konservatif, tidak suka risiko.
Ia menginginkan anaknya menjadi innocent, lembut, berharga, terlindungi.
Sikap menjadi orangtua: Ia ingin menjadi sumber perlindungan dan rasa nyaman untuk anaknya. Anak adalah segalanya baginya.
Protective mother di Asia lebih mandiri dan sensitif pada perannya dan lebih terfokus pada anak-anaknya dibandingkan dengan ibu tipe ini di belahan dunia lainnya. Menurut survei ada 15,7 % ibu tipe ini di Asia Tenggara.

The Independent Mother
Ia aktif, suka berpetualang, berani, mandiri.
Ia menginginkan anaknya menjadi enerjik, sehat, mandiri, selalu ingin tahu, seseorang yang suka berpetualang.
Sikap menjadi orangtua: Ia percaya dengan kemampuannya dan bersikap tenang sebagai ibu. Menjadi ibu baginya adalah petualangan yang benar-benar ia nikmati.
Tipe ibu ini di Asia berbeda dengan di negara lain karena mereka lebih kompetitif dan terfokus pada perkembangan intelektual anak dan berkeinginan untuk dianggap sebagai ibu yang trendi. Menurut survei ada 12,3 % independent mother di Asia Tenggara.

The Ambitious Mother
Ia berorientasi pada tujuan, sukses, gaya, suka menuntut.
Ia menginginkan anaknya menjadi lebih besar, lebih baik, satu langkah lebih baik, seorang pemenang.
Sikap menjadi orangtua: Disiplin. Bangga bisa memberikan yang terbaik untuk anaknya. Ia mengarahkan impian yang besar dan bekerja keras untuk menyalurkan bakat anak agar sukses di masa depan. Ibu dengan tipe ini ada 16,2 % di Asia Tenggara.

The Competent Mother
Ia bertanggung jawab, rasional, berpikiran jernih, teliti, dan selalu memiliki informasi terkini.
Ia menginginkan anaknya dibesarkan dengan baik, bersih, dapat tampil, dan menguasai banyak keterampilan.
Sikap menjadi orangtua: terencana dengan baik, lingkungan yang sempurna, bangga bila dapat memberikan anaknya permulaan yang baik.
Ibu tipe ini di Asia lebih memfokuskan perhatian pada intensitas bermain di atas standar, sementara di negara lain ibu tipe ini lebih fokus terhadap perkembangan intelektual.

Sumber : www.kompas.com