.................................................................................

Jumat, 19 Februari 2010

Jangan Menetapkan Standar Anda untuk Pasangan

Seberapa sering Anda debat kusir dengan pasangan tentang urusan rumah
tangga, lantaran Anda memasang standar terlalu tinggi atau menuntut pasangan bertindak seperti Anda?

Misalnya saja, sebagai pasangan muda Anda dan suami sepakat untuk berbagi tugas mengurus rumah. Tapi selalu saja cara suami salah di mata Anda. Ini tandanya Anda sedang memasang standar Anda untuk dilakukan 100 persen sama, atau bahkan lebih oleh pasangan. Jika begitu, saatnya mengubah mindset kalau ingin lebih bahagia.

Ratih Andjayani Ibrahim, psikolog, mengatakan realitas dalam hidup berpasangan harus dihadapi dengan adanya diskusi, kemudian buat kesepakatan bersama, jalani, dan ikhlas.

"Fokuslah pada solusi bersama dan saat menjalankannya jangan menggunakan standar perempuan, misalkan dalam urusan pekerjaan rumah tangga. Apresiasi pekerjaan suami dalam mengurus rumah, beri pujian meski yang dilakukannya tak maksimal dalam ukuran standar Anda," papar Ratih usai peluncuran varian baru Toblerone di kampus Universitas Trisakti, beberapa waktu lalu.

Penetapan standar tinggi terutama dalam kondisi pasangan Anda (suami) bertindak sebagai bapak rumah tangga, hanya akan membuat hubungan pasangan tidak bertumbuh. Tak sedikit, perempuan yang punya akses lebih terhadap karier dan penghasilan, dan suami bekerja di rumah sekaligus berperan sebagai kepala domestik.

Menurut Ratih, setiap individu juga harus ikhlas mendidik pasangannya jika merasa ada yang kurang dalam hubungan. Untuk bisa menjalani ini, setiap orang harus mampu berdamai dengan dirinya.

"Cinta itu perlu dibangun. Pasangan akan saling belajar satu sama lain, dengan saling mengkomunikasikan kebutuhan," papar Ratih.

Bertumbuh sebagai pasangan memang proses, namun hal ini tergantung bagaimana usaha Anda. Jadi, rasanya bukan waktunya lagi Anda sungkan bicara kebutuhan, dengan tetap saling menghargai standar pasangan.

Jika ingin meniru cara Ratih, spontanitas yang ikhlas bisa jadi solusinya.

"Playfull dengan pasangan, bahkan flirting juga perlu. Tak sulit menyampaikan maksud kepada pasangan, beritahu saja sambil menggodanya," kata Ratih.

Cara seperti ini terbukti ampuh dalam hubungan pernikahannya selama 20 tahun dengan keluarga harmonis beserta dua anak lelakinya.

sumber : www.kompas.com

0 komentar:

Posting Komentar