Tak sedikit orang yang menghindari makanan jenis tertentu, pada umumnya makanan laut atau produk susu sapi, karena khawatir mengalami gangguan alergi makanan.
Alergi makanan adalah reaksi alergi yang timbul akibat kita mengonsumsi makanan yang mengandung zat yang bisa menimbulkan alergi atau disebut juga alergen. Hal ini terjadi karena sistem imun kita menolak kehadiran alergen yang dianggap sebagai benda asing yang mengancam.
Alergi makanan adalah reaksi alergi yang timbul akibat kita mengonsumsi makanan yang mengandung zat yang bisa menimbulkan alergi atau disebut juga alergen. Hal ini terjadi karena sistem imun kita menolak kehadiran alergen yang dianggap sebagai benda asing yang mengancam.
Di Indonesia, lima besar makanan pencetus alergi, khususnya pada anak-anak adalah kelompok crustacea (kepiting, udang), kacang, makanan laut, telur, serta susu sapi.
Alergi makanan, lebih sering terjadi pada anak-anak dibanding orang dewasa. Penelitian menunjukkan 20 persen anak berusia setahun pernah mengalami alergi makanan. "Hal ini terjadi karena sistem maturitas usus anak belum sempurna," kata dr.Zakiudin Munasir, Sp.A(K), pakar alergi anak.
Reaksi alergi bisa muncul dalam berbagai gejala yang bervariasi. Mulai dari gatal-gatal di daerah mulut, lidah, atau bibir bengkak, hingga sesak napas, diare, serta timbul ruam di kulit. Gejala ini bisa mencul dalam hitungan menit sampai dua jam setelah orang mengonsumsi makanan tertentu yang dicurigai sebagai pencetus alergi.
Pada bayi dan anak, faktor alergi terjadi karena genetik atau keturunan. SElain itu faktor lingkungan juga berperan. "Pemberian makanan pendamping ASI terlalu dini, yakni sebelum anak berusia kurang dari 3 bulan, atau justru terlambat, yakni lebih dari 6 bulan juga akan meningkatkan risiko alergi," papar dr.Zaki.
Cara mengatasi alaergi makanan yang terbaik adalah menghindari makanan pencetus alergi. Misalnya saja hanya memberikan ASI selama 6 bulan pertama usia bayi. "Anak yang memiliki bakat alergi dari orangtuanya sebaiknya berhati-hati dalam pemberian makanan tertentu," katanya.
Mengetahui dengan pasti penyebab alergi memang tidak mudah. Namun kita juga bisa mencatat satu demi satu makanan yang dimakan serta dicatat bila ada gejala-gejala alergi yang timbul. Dengan cara demikian, pada akhirnya kita dapat mengenali makanan mana yang jadi pencetus alergi.
Alergi makanan, lebih sering terjadi pada anak-anak dibanding orang dewasa. Penelitian menunjukkan 20 persen anak berusia setahun pernah mengalami alergi makanan. "Hal ini terjadi karena sistem maturitas usus anak belum sempurna," kata dr.Zakiudin Munasir, Sp.A(K), pakar alergi anak.
Reaksi alergi bisa muncul dalam berbagai gejala yang bervariasi. Mulai dari gatal-gatal di daerah mulut, lidah, atau bibir bengkak, hingga sesak napas, diare, serta timbul ruam di kulit. Gejala ini bisa mencul dalam hitungan menit sampai dua jam setelah orang mengonsumsi makanan tertentu yang dicurigai sebagai pencetus alergi.
Pada bayi dan anak, faktor alergi terjadi karena genetik atau keturunan. SElain itu faktor lingkungan juga berperan. "Pemberian makanan pendamping ASI terlalu dini, yakni sebelum anak berusia kurang dari 3 bulan, atau justru terlambat, yakni lebih dari 6 bulan juga akan meningkatkan risiko alergi," papar dr.Zaki.
Cara mengatasi alaergi makanan yang terbaik adalah menghindari makanan pencetus alergi. Misalnya saja hanya memberikan ASI selama 6 bulan pertama usia bayi. "Anak yang memiliki bakat alergi dari orangtuanya sebaiknya berhati-hati dalam pemberian makanan tertentu," katanya.
Mengetahui dengan pasti penyebab alergi memang tidak mudah. Namun kita juga bisa mencatat satu demi satu makanan yang dimakan serta dicatat bila ada gejala-gejala alergi yang timbul. Dengan cara demikian, pada akhirnya kita dapat mengenali makanan mana yang jadi pencetus alergi.
0 komentar:
Posting Komentar