.................................................................................

Kamis, 08 Juli 2010

Perlukah Kepala Bayi Digunduli sampai Plontos

Ketika lahir, umumnya terdapat rambut sementara yang tipis dan halus di kepala bayi. Kebanyakan rambut ini akan rontok dengan sendirinya pada minggu-minggu selanjutnya, lalu tumbuhlah rambut permanen. Mau digunduli atau tidak, kembali pada pilihan masing-masing orangtua. Ada alasan kenapa rambut si kecil dipotong habis, yaitu:

- Untuk membersihkan kulit kepala
Saat melewati jalan lahir, banyak lemak dan lapisan rahim ibu yang menempel di tubuh bayi, termasuk di rambutnya. Nah, dengan mencukur rambut bayi, sisa-sisa lemak tersebut diharapkan akan ikut terbuang. Selain itu, bayi kerap gumoh selagi berbaring sehingga cairannya menempel di rambut. Dengan mencukur rambutnya, kotoran tersebut diharapkan tidak sampai melekat.

- Memudahkan deteksi iritasi atau luka
Kepala bayi yang plontos memudahkan orangtua untuk mengetahui bila ada sesuatu di kulit kepalanya, seperti iritasi, bisul, luka, kerak, dan sebagainya untuk ditangani segera.

- Agar tumbuhnya lebat dan hitam
Alasan ini semata-mata berdasar pada tradisi atau kepercayaan. Dari kacamata medis, tak ada kaitannya antara mencukur rambut dan ketebalan rambut. Tumbuh atau lebat-tipisnya rambut bayi bergantung pada faktor genetik. Kondisi ketika rambut dicukur habis dan rambut yang tumbuh tampak agak kasar-lah yang barangkali menjadi sangkaan orangtua bahwa rambut menjadi lebih tebal seusai dicukur.


 Mencukur Rambut Bayi

Ada beragam alasan kenapa orangtua mencukur rambut bayi. Mulai ajaran agama, bagian dari budaya, sampai alasan kebersihan. Apa pun dasarnya, mencukur rambut bayi memang punya banyak manfaat, seperti;

Membersihkan lemak. Saat melewati jalan lahir, banyak lemak dan "kotoran" rahim ibu yang menempel di sekujur tubuh bayi, termasuk di rambutnya. Dengan mencukur rambut bayi, sisa-sisa lemak tersebut diharapkan ikut terangkat. Belum lagi kotoran dari si bayi sendiri, seperti gumoh di bantal yang kemudian menempel di rambutnya. Dengan dikeramas saja mungkin tidak cukup, hingga tumpukan lemak dan kotoran tersebut harus dibersihkan dengan cara mencukur rambutnya.

Agar tak mudah teriritasi. Dengan mencukur rambut bayi, ibu mudah mengamati kalau-kalau ada sesuatu yang tak diharapkan, seperti iritasi, bisul, luka, dan sebagainya. Mencukur rambut bahkan menjadi keharusan bila sudah terjadi infeksi, misalnya ada bisul di kepalanya.

Bersifat "mendinginkan". Dengan tidak adanya rambut, tentu pergerakan udara di sekitar bayi akan mudah dinikmati oleh kulit kepalanya. Dengan begitu dia pasti akan merasa lebih nyaman, apalagi untuk bayi yang tinggal di iklim tropis.

Sejak awal kelahiran
Dilihat dari kepraktisannya, mencukur bayi di awal-awal kelahirannya lebih menguntungkan, karena bayi relatif tidak banyak bergerak. Hal ini tentu sangat membantu untuk mencegah luka karena terkena gunting.  Lebih baik lagi jika proses pencukuran dilakukan saat ia sedang tidur pulas, atau saat sedang disusui. Gunakan gunting kecil khusus menggunting rambut bayi/anak (berujung tumpul) yang umumnya dijual ditoko perlengkapan anak/bayi. Mencukur plontos boleh-boleh saja, agar Anda bisa lebih cermat dan mudah mengontrol dan menjaga kesehatan kepala Si Kecil.

Supaya proses mencukur menyenangkan, siapkan dulu semua keperluannya. Mulai gunting rambut, kain lap, air hangat yang ditaruh di mangkuk yang berguna untuk membasahi rambut dan kepala Si Kecil sebelum dicukur, dan shampo untuk mencuci rambut setelah dicukur.

Jika momennya sudah tepat, yaitu saat bayi tidur atau menyusu, segeralah mencukur dengan langkah-langkah berikut;

* Pangku atau gendong bayi. Agar pencukuran lebih efektif, posisikan bayi setengah duduk sambil menyandarkan leher dan punggung bayi pada lengan kita. Hal ini agar posisi kepala bayi cukup terbuka bagian depan maupun belakangnya. Sehingga pencukuran dapat dilakukan langsung dari dahi menuju tengkuk.

* Basahi rambut bayi secukupnya dengan menggunakan kain lap bersih yang sudah disediakan (tidak perlu sampai basah kuyup). Tujuannya supaya rambut menjadi lemas dan mudah digunting. Sisir rambut ke arah belakang untuk mempermudah pencukuran.

* Gunakan satu tangan untuk memegang gunting, sementara satu tangan lagi untuk menjumput rambut. Kalau masih juga takut, minta bantuan suami. Satu memangku bayi dan lainnya menggunting rambut bayi. Mulailah mencukur dari depan ke belakang secara merata. Cukurlah pangkal rambutnya, bukan ujungnya hingga hasilnya lebih rapi. Tidak perlu terlalu menekan.

* Potong rambut sependek mungkin dengan menggunakan gunting yang ujungnya tumpul.

* Untuk membersihkan rambut di lipatan-lipatan yang sulit terjangkau, semisal di dekat tengkuk, regangkan lipatan kulit kepala dengan jari telunjuk dan jari tengah, baru kemudian mengguntingnya. Biasanya rambut sisa ini tidak tergunting dengan baik karena posisinya yang sulit diraih. Sebab itu tidak usah memaksakan harus bersih tuntas jika memang sulit dilakukan.

* Basuh kepala bayi dengan air hangat untuk membersihkan seluruh sisa cukuran. Sikat tengkuk bayi dan bagian lain setelah rambut kering untuk membersihkan sisa guntingan yang mungkin menempel di kulit. Gunakan sikat rambut bayi yang lembut.

Narasumber: Dr.S.C. Kurniati, SpKK, dari Klinik Nurnajmia Husada—Centro Havana De Latinos, Bumi Serpong Damai

Sumber : Tabloid Nakita



0 komentar:

Posting Komentar