.................................................................................

Sabtu, 09 Januari 2010

Mitos Seputar Vaksin

Benarkah vaksin menyebabkan autis? Bolehkah melewatkan satu vaksin? Temukan jawabannya dalam artikel berikut.

Pentingkah bayi diimunisasi?
Vaksin akan melindungi bayi dari berbagai penyakit serius dan fatal, seperti difteri, campak, meningitis, polio, tetanus, dan sebagainya. Bila Anda merasa jarang mendengar penyakit-penyakit tersebut, itu karena program vaksin yang dilakukan sudah berhasil.


Efek samping vaksin berbahaya
Setiap vaksin umumnya memang memiliki efek samping, namun sifatnya minor atau ringan. Misalnya saja rasa sakit dan bengkak di bekas lokasi suntikan yang sifatnya sementara.
Ada juga juga vaksin yang menimbulkan demam. Hal ini terjadi sebagai reaksi dari pemberian kuman yang dilemahkan. Saat tubuh sedang melakukan proses pembentukan antibodi, biasanya temperatur tubuh akan naik. Namun sedikit obat demam dan pelukan hangat akan meredakan rewel si kecil.

Meski jarang, vaksin juga bisa menimbulkan alergi. Oleh karena itu biasanya vaksin tidak diberikan pada anak yang memiliki alergi tertentu. Konsultasikan dengan dokter bila anak Anda memiliki alergi tertentu sebelum ia divaksin.

Vaksin menyebabkan autis?
Hal ini masih menjadi kontroversi. Kendati begitu, hingga saat ini para ahli belum bisa menemukan bukti ilmiah mengenai kaitan antara vaksin dan autisme pada anak. Meski gejala autisme sering muncul pada periode anak mendapat vaksin MMR (measles, mumps, dan rubela), namun para ahli berpendapat hal itu hanya kebetulan saja. Faktanya, banyak juga anak yang autis meski tak mendapat vaksin MMR.

Mengapa vaksin diberikan terlalu dini?
Memang ada beberapa jenis vaksin yang diberikan kepada bayi baru lahir. Langkah ini merupakan wujud pencegahan terhadap kemungkinan infeksi penyakit. Setelah lahir, tubuh bayi belum punya daya tahan yang cukup untuk menangkal berbagai penyakit dan komplikasinya. Dengan vaksin, tubuh bayi disiapkan mengenali beberapa penyakit tertentu yang mungkin mengancamnya. Bila vaksin ditunda hingga bayi cukup besar, mungkin akan terlambat.

Bolehkah tak divaksin bila kita menjaga kesehatan anak dengan baik?
Pada dasarnya menghindari imunisasi bukan ide yang baik karena anak akan rentan pada penyakit infeksi. Meski tak mengancam jiwa, tapi komplikasi penyakit yang ditimbulkannya bisa membahayakan anak. Misalnya saja campak yang bisa menyebabkan radang otak.

Untuk sebagian anak, misalnya yang tak divaksin karena alasan medis atau tubuhnya tak bereaksi pada vaksin, satu-satunya perlindungannya dari kemungkinan penyakit adalah imunitas dari orang-orang di sekitarnya yang sehat. Lagipula, anak yang divaksin saja masih mungkin terkena penyakit, apalagi yang tidak dilindungi sama sekali.

Sumber: Mayo Clinic

0 komentar:

Posting Komentar